ABSTRAK
Ilmu pengetahuan modern tak hentinya memperlihatkan dan mengungkap di hadapan kita tentang keajaiban-keajaiban syariat Islam yang suci ini, yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad SAW sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu, di mana tak menyisakan peluang bagi siapapun yang berpikiran cerdas untuk ragu tentang keagungan agama ini, serta manfaat dan kelayakannya bagi umat manusia, kapanpun dan di manapun. Di antara sekian penemuan gemilang dan keajaiban nyata itu adalah mukjizat shalat, sebuah ibadah yang Allah wajibkan kepada hamba-hamba-Nya dan Allah simpan di dalamnya berbagai rahasia dan manfaat yang tak bisa dihitung oleh siapapun. Bagaimana tidak demikian, sedangkan shalat adalah sarana hubungan antara seorang hamba dan Penciptanya, ia adalah cahaya yang menerangi jalan yang dia lewati.
Sungguh indah dan tepat apa yang dikatakan Ibnul Qayyim ketika beliau memaparkan apa itu sholat: “ Sesungguhnya shalat adalah pencegah dosa, penolak berbagai penyakit hati, pengusir penyakit fisik, pendatang rizki dan penyemangat bagi anggota badan dan jiwa.”
Apa yang dikatakan beliau ini adalah hal yang menjadi fakta di hadapan semua manusia, baik kalangan terpelajar ataupun awam.
Manfaat shalat tak hanya pada aspek keimanan, namun masih banyak faedah lain yang mencakup faedah dari sisi psikologis (kejiwaan), fisik, dan aspek –aspek lainnya.
Pendahuluan
Keutamaan Shalat dan Kedudukannya dalam Islam
Shalat menurut bahasa adalah doa, atau doa mengharap kebaikan. Adapun menurut definisi syar’I adalah: ucapan-ucaoan dan gerakan-gerakan khusus, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Shalat disebut shalat karena ia adalah tali penghubung (shilah) langsung antara hamba denga Rabbnya, dengan tujuan memberikan pengagungan dan syukur kepada Allah, berdoa agar dikarunia rahmat dan memohon ampun, supaya dirinya memperoleh manfaat-manfaat besar di akhirat dan di dunianya.
Allah befirman dalam Q.S Al-Bayyinah ayat ke 5,yang artinya:
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus “
Allah SWT juga telah mewajibkan shalat kepada umat-umat terdahulu, terbukti bahwa shalat selalu disebut oleh lisan seluruh nabi- ‘alaihimus shalatu was salam-. Allah SWT berfirman melalui lisan Nabi-Nya, Ibrahim:
“ Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat , ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. “ (Q.S Ibrahim: 40)
Allah SWT juga berfirman di Q.S Maryam ayat ke 54-55, yang artinya:
“ Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut ) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.“
Allah SWT juga berfirman kepada Musa AS di Q.S Thaha ayat 11-14, yang artinya:
“ Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: “Hai Musa. Sesungguhnya Aku
inilah Rabbmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di
lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada ilah ( yang haq ) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”
Allah Ta’ala juga berfirman melalui lisan nabi Isa AS, yang artinya:
“ Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.
(Q.S Maryam : 31)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, dari Nabi SAW beliau bersabda:
“Islam dibangun di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang haq) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, shiyam di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu.”
Shalat merupakan puncak tertinggi dari semua ibadah, sebab semua ibadah selain shalat itu turun kepada Nabi SAW melalui perantara Jibril AS kecuali shalat. Allah langsung memerintahkannya kepada Nabi SAW ketika beliau isra’ dan melewati langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha, Allah perintahkan beliau untuk shalat dengan perintah langsung tanpa ada perantara, hal itu menunjukkan pada kita betapa agung kedudukan shalat, untuk menunjukkan kepada segenap makhluk akan betapa pentingnya shalat dalam hidup mereka jika mereka ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Buah dan faedah Shalat
Ibnul Qayyim berkata, ketika menjelaskan sebagian buah dari shalat yang khusyu (dari Zadul Maad).
“Shalat adalah pencegah dosa,penolak berbagai penyakit hati, pengusir penyakit fisik, membuat hati bercahaya, pencerah wajah, penyemangat bagi anggota badan dan jiwa, pendatang rezeki, penolak kedzaliman, pertolongan bagi orang yang dizhalimi, penghancur debu-debu syahwat, penjaga nikmat, penolak bala, penyebab turunnya rahmat, penyebab hilangnya kesedihan, menjaga kesehatan, membuat hati gembira,
pengusir kemalasan, penghimpun kekuatan, membuat dada menjadi lapang, menjadi gizi
bagi ruh, mendatangkan berkah, menjauhkan setan, dan mendekatkan seseorang kepada
Ar-Rahman.”
Berikut ini di antara buah dan faedah shalat:
Faedah Shalat Dari Sisi Keagamaan
Terjalinnya hubungan antara hamba dan Rabbnya, di mana di sanalah terdapat kelezatan bermunajat kepada Sang Pencipta, menampakkan penghambaan dan memasrahkan segala urusan hanya kepada-Nya, di sana seseorang mengharap keamanan, ketenangan dan keselamatan di sisi-Nya, shalat adalah jalan menuju keberuntungan dan kebahagian, sekaligus menjadi penghapus dosa dan kesalahan. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Mukminun ayat 1-2, yang artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.”
Dan berfirman:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.”(Q.S Al-Ma’arij:19-22)
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Amru secara marfu’:
“Sesungguhnya jika seseorang hamba berdiri melaksanakan shalat, dosa-dosanya diletakkan di atas kepala atau pundaknya. Maka setiap kali ia ruku’ atau sujud, dosa-dosa itu berjatuhan.”(H.R Ibnu Hibban)
Artinya, hingga tak tersisa lagi dosa itu sedikitpun Insya Allah.
Faedah Shalat Secara Individu
Shalat adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S Adz-Dzariyat:51)
Shalat mampu menguatkan hati dan semangat, shalat membuat seseorang hanya
merasa mulia karena Allah, bukan dengan yang lain, membuatnya menjauhi dunia dan
perhiasannya, menghindari godaan-godaan dan hawa nafsunya, dengan shalat seseorang merasakan kenikmatan jiwa sehingga tidak tertarik terhadap pangkat, harta dan kekuasaan yang ada pada orang lain.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Q.S Al-Baqarah:45)
Di dalam shalat terdap[at ketenangan jiwa yang luar biasa besar, ia bisa menjauhkan seseorang dari kelalaian yang memalingkan manusia dari risalah Allah yang luhur dan kekal di dunia ini.
Rasulullah SAW bersabda: “Dijadikan indah pada pandanganku dari urusan dunia kalian: wanita dan wangi-wangian. Dan dijadikan penyejuk mataku dalam shalat.”
(HR. Nasa’I dan Ahmad)
Faedah Shalat Secara Sosial
Shalat memantapkan dan menguatkan akidah dalam diri masing-masing anggota masyarakat, juga mengatur jamaah agar saling berpegangan terhadap keyakinan tersebut. Shalat juga menguatkan rasa kebersamaan, meningkatkan keterikatan sebagai sesama umat islam. Dalam shalat berjamaah terdapat banyak sekali manfaat yang besar, yang paling penting adalah menampakkan adanya kesetaraan, kekuatan barisan yang bersatu, menyatukan kalimat, melatih pelaksanaan ibadah yang dilakukan secara kolektif dengan mengikuti imam dalam melaksanakan apa yang diridhai Allah SWT, mengarahkan kepada satu tujuan dan cita-cita luhur berupa keberuntungan menggapai keridhaan Allah SWT. Di samping faedah-faedah ini, berikut faedah-faedah lain daripada shalat:
- Shalat adalah ibadah yang paling utama
- Shalat mencegah dari berbuat dosa
- Shalat menghapuskan dosa-dosa
- Shalat mengusir penyakit dari tubuh
- Shalat termasuk sebab utama ditinggikannya derajat
- Rahmat akan senantiasa turun kepada seseorang selagi ia dalam keadaan shalat
- Jika ada kaum muslimin yang masuk Neraka, maka apinya tidak akan menyentuh tempat-tempat yang digunakan bersujud ketika ia shalat
- Agar di hari kiamat pun bisa bersujud
- Shalat membuat anggota badan dan hati kembali giat
- Shalat adalah konsumsi bagi jiwa dan hati
- Dan lain-lain
Manfaat dan faedah wudhu dari sisi kesehatan
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit, atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S Al-Maidah:6)
Mukjizat wudhu,terungkap oleh teknologi modern
Diriwayatkan dari Amru bin Abasah, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, ceritakan kepadaku tentang wudhu.”Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang dari kalian mendekatkan wudhunya, yakni berkumur lalu beristinsyaq dan mengeluarkan air dari hidung, melainkan dosa-dosa wajahnya berjatuhan, begitu juga dosa-dosa mulut dan rongga hidungnya. Kemudian tidaklah ia membasuh wajahnya seperti yang diperintahkan Allah,melainkan dosa-dosa wajahnya berjatuhan melalui ujung-ujung jenggotnya bersama air. Kemudian tidaklah ia membasuh kedua tangannya hingga kedua siku melainkan berjatuhan dosa-dosa tangannya melalui jari-jarinya bersama air. Kemudian tidaklah ia membasuh kedua kakinya hingga kedua mata kaki melaikan berjatuhan dosa-dosa kedua kakinya melalui jari-jarinya bersama air. Jika setelah itu ia berdiri melaksanakan shalat, lalu memuji dan memuja Allah serta mengagungkan-Nya sesuai yang layak bagi-Nya dan mengkonsentrasikan hatinya kepada Allah, maka ia telah terbebas dari dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan ibunya.” (HR.Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar